Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung senyawa diterpene, lactone, dan flavonoid. Empat senyawa lakton yang ditemukan di dalam daun sambiloto (Akbar, 2011), yaitu deoxyandrographolide, andrographolide, neoandrographolide dan 14- deoxy-11, 12-didehydroandrographolide. Senyawa flavonoid banyak ditemukan pada bagian akar, tetapi juga dapat ditemukan pada bagian daun (Ratnani et al., 2012). Bagian akar dari tanaman sambiloto, mengandung senyawa flavonoid berupa polymethoxyflavone andrographine, panicoline, alkane, keton, aldehid, kalium, kalsium, natrium, asam kersik, monometilwithin, dan apigenin-7,4-dimetil eter (Hariana, 2013). Bagian batang dan daun dari tanaman sambiloto mengandung senyawa alkane, keton dan aldehid (Ratnani et al., 2012). Kandungan dari sambiloto yang digunakan untuk pengobatan antara lain lactone, diterpenoids, diterpene glycosides, flavonoids, dan flavonoid glycosides (Akbar, 2011). Sambiloto memiliki fungsi sebagai antipiretik, obat panas dalam, analgesik, antiinflamasi, antiracun, antibakteri, dapat mengkondensasi sitoplasma pada sel tumor, mengatasi infeksi serta merangsang fagositosis (Hariana, 2013).
Informasi Penting Kami: Lihat Postingan Paling Bawah

Andrographolide merupakan senyawa yang masuk ke dalam grup trihidoksilakton memiliki rumus molekul C20H20O5. Senyawa andrographolide memiliki efek antikanker yang baik pada kanker payudara, usus besar, epidermoid, lambung, serviks, liver, leukemia, mieloma, limfosit darah perifer dan kanker prostat (Tung et al., 2013). Andrographolide merupakan senyawa yang akan mudah larut di dalam larutan metanol, etanol, piridin, asam asetat dan aseton, namun akan sedikit sukar larut dalam eter dan air (Kumoro & Hasan, 2006).